Minggu, 14 September 2014
Perkembangan Budaya Sejarah Awal Masyarakat Indonesia
Kehidupan manusia pada masa sejarah awal di Indonesia mengalami perkembangan dari tingkat sederhana menuju tingkat yang lebih maju. Perkembangan ini terutama dalam rangka pemenuhan kebutuhan mendasar dan paling banyak yaitu kebutuhan fisik. Disamping itu juga perkembangan teknologi dan sistem kepercayaan.
Tantangan alam dan perjuangan hidup yang keras harus dihadapi manusia pada masa sejarah awal. Hal ini beraikbat manusia mengalami perubahan fisik dan akal budinya untuk menyesuaikan dengan tantangan tersebut. Semula untuk mempertahankan dan melangsungkan hidupnya, manusia menciptakan peralatan yang masih sederhana dari batu, tulang, kayu atau bambu untuk berburu dan mengumpulkan makanan. Dalam tahap berikutnya, manusia sudah tinggal sementara di gua karang dan disusul berikutnya tinggal menetap di rumah dalam perkampungan dan mulai menjinakkan hewan dan bercocok tanam.
Perubahan dari hidup mengembara ke hidup menetap juga diikuti denga perkembangan pembuatan peralatan hidup dan budayanya. Perkembangan pembuatan peralatan hidup nampak dari tingkat sederhana sampai tingkat yang lebih maju dengan variasi bentuk, bahan serta penggunaannya. Akal budi manusia berkembang sesuai dengan daya nalar dan kemampuan memahami lingkungan sekitarnya.
Periodisasi jaman sejarah awal (proto sejarah) semula dikemukakan CJ. Thomsen (1836) yang dikenal dengan Three Age System yang meliputi jaman batu, perunggu dan besi. JA. Brown (1892) membagi jaman sejarah awal menjadi paleolithikum, mesolithikum, neolithikum, perunggu dan besi.
Masyarakat awal di Indonesia, semula memiliki kebudayaan yang masih sangat rendah. Hal ini disebabkan pola pikir yang sangat sederhana. Dan dalam perkembangannya akan mengalami peningkatan dalam jangka waktu yang cukup lama. Perubahan ini sejalan dengan mulai masuknya arus migrasi ke kepulauan Indonesia. Konsep periodisasi sejarah awal di Indonesia dikemukakan oleh Van Stein Callenfels dan dikembangkan berikutnya oleh Von Heine Geldern, Van Der Hoop dan Van Hekeeren. Sedangkan R. Soekmono, membuat pembagian jaman sejarah awal menjadi jaman batu dan jaman logam.
Berdasarkan bukti arkeologis yaitu benda peninggalan yang sampai kepada kita, perkembangan budaya pada masyarakat awal di Indonesia dapat dibagi atas :
Jaman BatuJaman batu merupakan jaman kehidupan manusia dimana sebagian besar alat kehidupan dibuat dari bahan batu. Sedangkan bahan yang lain adalah tulang, bambu dan kayu. Namun demikian, perlatan hidup yang sampai kepada kita hanya dari bahan batu atau tulang. Sedangkan kayu atau bambu kemungkinan mengalami pelapukan. Jaman batu dibedakan atas :
PalaeolithikumPalaeolithikum atau jaman batu tua berlangsung kurang lebih 600.000 tahun yang lalu atau selama masa Pleistosen. Jaman batu tua ditandai dengan ciri : peralatan hidup dibuat dari batu yang dikerjakan secara kasar dan tidak diasah, manusia hidup dengan berpindah tempat (nomaden) serta berlangsung pada jaman dilluvium atau jaman pleistosen.
Dari jaman paleolithikum yang berlangsung selama kala pleistosen ditandai dengan adanya bukti fosil manusia di dunia. Oleh karena itu perkembangan budaya memiliki ciri sebagai berikut:
1. manusia masih hidup mengembara (nomaden)
2. masyarakat belum mengenal bercocok tanam
3. makanan diperoleh dari alam (food gathering)
4. alat yang dibuat masih sangat kasar.
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa manusia pada masa paleolithikum masih rendah tingkat kebudayaannya. Kehidupan mereka masih mengembara sebagai pemburu, penangkap ikan dan mengumpulkan bahan makanan yang berupa buah, jenis ubi, keladi dan sebagainya. Hubungan antar anggota kelompok sangat erat. Pembagian kerja dimungkinkan telah dibentuk secara sederhana. Laki-laki bertugas untuk berburu, sedangkan perempuan bertugas untuk memelihara anak dan mengumpulkan buah atau umbi-umbian.
Kegiatan berburu dan mengumpulkan makanan di Indonesia, menunjukkan ketergantungan pada alam dan lingkungan manusia yang sangat kuat. Kegiatan ini dilakukan sejak manusia Pithecanthropus Erectus dan dilanjutkan oleh Homo Wajakensis atau Homo Sapiens. Adapun hewan buruan meliputi : rusa, kuda, babi hutan, kijang, kerbau, kera, gajah, kuda nil dan beberapa hewan buas lainnya.
Manusia pada jaman ini dimungkinkan telah mengenal api. Hal ini dibuktikan dengan penemuan arkeologis di gua Choukoutien (Cina) berupa fosil kayu bekas terbakar. Gua tersebut didiami Sinanthropus Pekinensis yang dianggap sejaman dengan Pithecanthropus Erectus. Selain Pithecanthropus Erectus, juga hidup meganthropus, Pithecanthropus Robustus, Pithecanthropus Mojokertensis, Homo Soloensis dan Homo Wajakensis. Peralatan rumah tangga secara berangsur-angsur juga mulai dikenal yang terbuat dari batu, tulang, bambu dan kayu.
Pada masa peralihan pleistosen ke holosen, kebudayaan paleolithikum masih berlangsung. Dalam masa peralihan ini, kebudayaan batu tua mendapat pengaruh dengan masuknya arus kebudayaan baru dari daratan Asia. Kebudayaan yang membawa corak baru tersebut dinamakan kebudayaan mesolithikum atau jaman batu tengah.
MesolithikumMesolithikum atau jaman batu tengah diperkirakan berlangsung selama 20.000 tahun yang lalu atau selama kala Holosen. Jaman batu tengah di Indonesia ditandai dengan masuknya migrasi manusia dari daratan Asia. Kemampuan berpikir manusia untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya mulai berkembang.
Jaman mesolithikum merupakan masa perkembangan hidup manusia yang ditandai dengan ciri : peralatan hidup masih menyerupai alat pada jaman sebelumnya, mulai dibentuk namun masih kasar. Manusia mulai hidup menetap dan bercocok tanam secara sederhana. Manusia sudah mencapai tingkat Homo Sapiens. Kebudayaan yang dihasilkan merupakan perkembangan paleolithikum yang mendapat pengaruh dari luar dan berlangsung selama jaman holosen. Adapun ciri perkembangan budayanya meliputi :
1. kehidupan manusia mulai menetap (seminomaden)
2. mulai mengenal bercocok tanam secara sederhana
3. mulai mengolah bahan makanan sendiri
4. alat yang dibuat masih mirip dengan jaman batu tua, tetapi sudah lebih halus
5. manusia pendukung kebudayaannya sudah mencapai tingkat Homo sapiens.
Kegiatan berburu dan mengumpulkan makanan masih dilakukan, namun manusia mulai hidup menetap sementara. Perubahan cara hidup ini membawa pengaruh pada aspek kehidupan lainnya. Manusia mengembangkan peralatan hidup lebih bervariasi dan mulai mengenal cara penguburan. Kepercayaan juga mulai dikenal dengan bukti lukisan pada dinding batu rumah tinggal manusia.
Kehidupan bercocok tanam yang dikenal adalah berladang secara sederhana. Cara bercocok tanam dengan sistem perladangan, yaitu slash and burn. Pertama mereka membuka hutan lalu membakar ranting, daun dan pohonnya. Setelah itu manusia menanam jenis umbi-umbian. Setelah panen, manusia akan meninggalkan tempat itu dan mencari tempat yang baru dengan cara yang sama.
Kehidupan yang mulai menetap agak lama yang dilakukan manusia merupakan titik awal dari perkembangan kehidupan manusia untuk mencapai kemajuan. Pemilihan tempat tinggal mereka, akan mempengaruhi corak kebudayaan yang dihasilkan manusia. Manusia ada yang tinggal di gua di tepi sungai, tepi pantai dan ada yang masih berpindah tempat. Jenis manusia yang hidup adalah Papua Melanesoid, misal Papua (Indonesia), Semang (Malaysia), Aeta (Philipina), Sakai (Siak) dan Aborigin (Australia).
NeolithikumNeolithikum atau jaman batu baru diperkirakan berlangsung tahun 2000 SM. Kebudayaan batu baru merupakan bentuk budaya yang tersebar luas di kepulauan Indonesia. Perkembangan budaya pada jaman ini sudah maju. Hal ini ditandai dengan peralatan hidup digunakan dengan ciri : alat dari batu sudah diasah dan diupam. Peralatan yang ditemukan tersebar merata di seluruh Indonesia. Manusia sudah hidup menetap dan bercocok tanam serta mulai mengenal tembikar/ gerabah dan tenunan. Adapun ciri perkembangan budayanya adalah :
1. kehidupan manusia sudah menetap secara mantap
2. sudah mengenal bercocok tanam dengan baik
3. sudah mampu mengolah bahan makanan sendiri
4. alat yang dibuat dari batu sudah halus dan kompleks
5. peradaban lebih maju dan dapat membuat alat rumah tangga yang lebih baik, misal kemampuan menenun dan membuat pakaian
Kehidupan mengembara sudah ditinggalkan, manusia mulai bercocok tanam dan beternak. Hidup menetap didukung dengan kemampuan membuat rumah secara sederhana. Hal ini mendorong pembentukan masyarakat yang memerlukan segala peraturan kerjasama. Pembentukan pemukiman melahirkan perkampungan atau desa yang ditopang pula dengan pembagian kerja. Kerajinan tangan berkembang pesat. Perkembangan demikian menjadi dasar-dasar pertama kehidupan manusia dalam konteks masyarakat seperti sekarang ini.
Kehidupan dalam masyarakat demikian, mendorong berkembangnya cara bekerja dengan gotong royong. Setiap pekerjaan yang dilakukan masyarakat dilakukan secara bersama-sama. Cara hidup demikian merupakan ciri khas masyarakat agraris. Perkembangan yang makin meningkat ini, mendorong upaya untuk berkomunikasi dengan masyarakat lain. Kebutuhan hidup yang meningkat, menyadarkan mereka bahwa tidak ada satu pun masyarakat yang dapat memenuhi kebutuhan sendiri. Oleh karena itu antar masyarakat mengadakan pertukaran barang dengan barang (sistem barter). Sistem barter ini menjadi awal berlangsungnya sistem perdagangan dalam masyarakat. Dalam perkembangan demikian, kemungkinan telah berkembang pula bahasa sebagai sarana komunikasi. Para ahli memperkirakan masyarakat menggunakan bahasa Melayu Polinesia atau rumpun bahasa Austronesia.
Pada akhir jaman neolithikum Indonesia dapat dikemukakan perkembangan kebudayaan masyarakat sebagai berikut : kehidupan sudah teratur, mengenal sistem pertanian dan irigasi, dikenalnya sistem pranata mangsa. Sistem pranata mangsa berkaitan dengan pertanian yang membutuhkan pengetahuan ilmu astronomi. Dalam kepercayaan dikenal adanya upacara pemujaan arwah nenek moyang. Kebutuhan manusia akan kepuasan rohani nampak dari peninggalan hasil seni, misal seni lukis, seni kerajinan, seni bangunan.
Berdasarkan uraian di atas, maka R. Soekmono mengemukakan bahwa kebudayaan neolithikum merupakan dasar kebudayaan Indonesia sekarang. Pada jaman ini berlangsung perubahan pola hidup masyarakat dari food gathering menjadi food producing. Manusia yang hidup pada jaman ini adalah bangsa Proto Melayu, misal suku Nias, Toraja, Sasak, Dayak.
MegalithikumKebudayaan megalithikum berlangsung pada jaman neolithikum dan jaman logam. Kebudayaan yang dihasilkan berupa bangunan batu besar. Batu besar yang dibuat tidak dikerjakan secara halus, melainkan diratakan secara kasar untuk mendapatkan bentuk yang dibutuhkan. Kebudayaan megalithikum didasarkan pada kepercayaan bahwa yang mati tetap ada hubungan dengan yang ditinggalkan. Masyarakat percaya bahwa yang mati akan memberikan kesejahteraan dan kesuburan tanaman. Bangunan batu besar sebagai sarana untuk menghormati mereka yang telah mati. Daerah penemuannya meliputi Nias, Sumatra, Jawa, Sumbawa, Flores, dan Toraja. Kebudayaan megalithikum berawal dari masa neolithikum, yaitu sejalan dengan telah berkembangnya budaya menetap dan kehidupan masyarakat bercocok tanam. Namun demikian megalithikum mengalami perkembangan pesat justru pada jaman logam. Jenis manusia yang hidup sama dengan masa neolithikum yaitu bangsa Proto Melayu yang hidup menetap.
Jaman LogamJaman logam diperkirakan berlangsung sejak tahun 300 SM. Jaman logam merupakan jaman dimana peralatan hidup manusia terbuat dari bahan logam. Karena mengenal alat dari logam, maka masyarakatnya telah memiliki kemampuan yang jauh lebih tinggi dibanding masa sebelumnya. Masyarakat memiliki kemampuan dalam meleburkan logam dan telah terjadi pembagian tugas. Adapun ciri kehidupan jaman logam meliputi sudah menetap, mengenal teknologi perundagian dan perdagangan barter. Bangsa yang hidup pada masa ini adalah Deutro Melayu, misal Jawa, Sunda, Melayu, Bugis, Minang dan Batak. Sejak memasuki jaman logam, bukan berarti jaman batu berakhir. Pada jaman logam masih terdapat peralatan hidup yang terbuat dari batu. Jaman logam dapat dibedakan atas :
Jaman tembagaPada jaman ini alat yang dibutuhkan untuk memenuhi hidupnya dibuat dari tembaga. Jaman ini berkembang di semenanjung Malaka, Kamboja, Thailand dan Vietnam. Indonesia tidak mengalami jaman ini, melainkan langsung masuk pada jaman perunggu.
Jaman perungguPada jaman ini sebagian besar alat yang digunakan, terbuat dari perunggu (campuran tembaga dan timah). Berlangsungnya jaman perunggu di Indonesia, bersamaan dengan jaman megalithikum. Kebudayaan perunggu di Indonesia berasal dari kebudayaan Dongson. Kehidupan manusia sudah teratur dan orang mulai membuat bangunan besar.
Jaman besiPada jaman ini, alat kehidupan manusia lebih meningkat lagi. Peralatan hidup dibuat dari bahan besi. Benda peninggalan dari jaman besi sebenarnya cukup banyak, namun banyak yang hancur atau rusak. Hal ini disebabkan sifat besi yang mudah rapuh dan tidak tahan lama. Benda peninggalan jaman ini, pada umumnya sebagai bekal kubur, misal mata kapak, sabit, pisau, gelang dan ujung tombak. Peninggalan tersebut ditemukan di Wonogiri dan Besuki. Dengan timbulnya jaman besi, maka memasuki masa akhir periode sejarah awal di Indonesia.
Demikian, semoga dapat bermanfaat bagi anda. Terima kasih.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Minggu, 14 September 2014
Perkembangan Budaya Sejarah Awal Masyarakat Indonesia
Kehidupan manusia pada masa sejarah awal di Indonesia mengalami perkembangan dari tingkat sederhana menuju tingkat yang lebih maju. Perkembangan ini terutama dalam rangka pemenuhan kebutuhan mendasar dan paling banyak yaitu kebutuhan fisik. Disamping itu juga perkembangan teknologi dan sistem kepercayaan.
Tantangan alam dan perjuangan hidup yang keras harus dihadapi manusia pada masa sejarah awal. Hal ini beraikbat manusia mengalami perubahan fisik dan akal budinya untuk menyesuaikan dengan tantangan tersebut. Semula untuk mempertahankan dan melangsungkan hidupnya, manusia menciptakan peralatan yang masih sederhana dari batu, tulang, kayu atau bambu untuk berburu dan mengumpulkan makanan. Dalam tahap berikutnya, manusia sudah tinggal sementara di gua karang dan disusul berikutnya tinggal menetap di rumah dalam perkampungan dan mulai menjinakkan hewan dan bercocok tanam.
Perubahan dari hidup mengembara ke hidup menetap juga diikuti denga perkembangan pembuatan peralatan hidup dan budayanya. Perkembangan pembuatan peralatan hidup nampak dari tingkat sederhana sampai tingkat yang lebih maju dengan variasi bentuk, bahan serta penggunaannya. Akal budi manusia berkembang sesuai dengan daya nalar dan kemampuan memahami lingkungan sekitarnya.
Periodisasi jaman sejarah awal (proto sejarah) semula dikemukakan CJ. Thomsen (1836) yang dikenal dengan Three Age System yang meliputi jaman batu, perunggu dan besi. JA. Brown (1892) membagi jaman sejarah awal menjadi paleolithikum, mesolithikum, neolithikum, perunggu dan besi.
Masyarakat awal di Indonesia, semula memiliki kebudayaan yang masih sangat rendah. Hal ini disebabkan pola pikir yang sangat sederhana. Dan dalam perkembangannya akan mengalami peningkatan dalam jangka waktu yang cukup lama. Perubahan ini sejalan dengan mulai masuknya arus migrasi ke kepulauan Indonesia. Konsep periodisasi sejarah awal di Indonesia dikemukakan oleh Van Stein Callenfels dan dikembangkan berikutnya oleh Von Heine Geldern, Van Der Hoop dan Van Hekeeren. Sedangkan R. Soekmono, membuat pembagian jaman sejarah awal menjadi jaman batu dan jaman logam.
Berdasarkan bukti arkeologis yaitu benda peninggalan yang sampai kepada kita, perkembangan budaya pada masyarakat awal di Indonesia dapat dibagi atas :
Jaman BatuJaman batu merupakan jaman kehidupan manusia dimana sebagian besar alat kehidupan dibuat dari bahan batu. Sedangkan bahan yang lain adalah tulang, bambu dan kayu. Namun demikian, perlatan hidup yang sampai kepada kita hanya dari bahan batu atau tulang. Sedangkan kayu atau bambu kemungkinan mengalami pelapukan. Jaman batu dibedakan atas :
PalaeolithikumPalaeolithikum atau jaman batu tua berlangsung kurang lebih 600.000 tahun yang lalu atau selama masa Pleistosen. Jaman batu tua ditandai dengan ciri : peralatan hidup dibuat dari batu yang dikerjakan secara kasar dan tidak diasah, manusia hidup dengan berpindah tempat (nomaden) serta berlangsung pada jaman dilluvium atau jaman pleistosen.
Dari jaman paleolithikum yang berlangsung selama kala pleistosen ditandai dengan adanya bukti fosil manusia di dunia. Oleh karena itu perkembangan budaya memiliki ciri sebagai berikut:
1. manusia masih hidup mengembara (nomaden)
2. masyarakat belum mengenal bercocok tanam
3. makanan diperoleh dari alam (food gathering)
4. alat yang dibuat masih sangat kasar.
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa manusia pada masa paleolithikum masih rendah tingkat kebudayaannya. Kehidupan mereka masih mengembara sebagai pemburu, penangkap ikan dan mengumpulkan bahan makanan yang berupa buah, jenis ubi, keladi dan sebagainya. Hubungan antar anggota kelompok sangat erat. Pembagian kerja dimungkinkan telah dibentuk secara sederhana. Laki-laki bertugas untuk berburu, sedangkan perempuan bertugas untuk memelihara anak dan mengumpulkan buah atau umbi-umbian.
Kegiatan berburu dan mengumpulkan makanan di Indonesia, menunjukkan ketergantungan pada alam dan lingkungan manusia yang sangat kuat. Kegiatan ini dilakukan sejak manusia Pithecanthropus Erectus dan dilanjutkan oleh Homo Wajakensis atau Homo Sapiens. Adapun hewan buruan meliputi : rusa, kuda, babi hutan, kijang, kerbau, kera, gajah, kuda nil dan beberapa hewan buas lainnya.
Manusia pada jaman ini dimungkinkan telah mengenal api. Hal ini dibuktikan dengan penemuan arkeologis di gua Choukoutien (Cina) berupa fosil kayu bekas terbakar. Gua tersebut didiami Sinanthropus Pekinensis yang dianggap sejaman dengan Pithecanthropus Erectus. Selain Pithecanthropus Erectus, juga hidup meganthropus, Pithecanthropus Robustus, Pithecanthropus Mojokertensis, Homo Soloensis dan Homo Wajakensis. Peralatan rumah tangga secara berangsur-angsur juga mulai dikenal yang terbuat dari batu, tulang, bambu dan kayu.
Pada masa peralihan pleistosen ke holosen, kebudayaan paleolithikum masih berlangsung. Dalam masa peralihan ini, kebudayaan batu tua mendapat pengaruh dengan masuknya arus kebudayaan baru dari daratan Asia. Kebudayaan yang membawa corak baru tersebut dinamakan kebudayaan mesolithikum atau jaman batu tengah.
MesolithikumMesolithikum atau jaman batu tengah diperkirakan berlangsung selama 20.000 tahun yang lalu atau selama kala Holosen. Jaman batu tengah di Indonesia ditandai dengan masuknya migrasi manusia dari daratan Asia. Kemampuan berpikir manusia untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya mulai berkembang.
Jaman mesolithikum merupakan masa perkembangan hidup manusia yang ditandai dengan ciri : peralatan hidup masih menyerupai alat pada jaman sebelumnya, mulai dibentuk namun masih kasar. Manusia mulai hidup menetap dan bercocok tanam secara sederhana. Manusia sudah mencapai tingkat Homo Sapiens. Kebudayaan yang dihasilkan merupakan perkembangan paleolithikum yang mendapat pengaruh dari luar dan berlangsung selama jaman holosen. Adapun ciri perkembangan budayanya meliputi :
1. kehidupan manusia mulai menetap (seminomaden)
2. mulai mengenal bercocok tanam secara sederhana
3. mulai mengolah bahan makanan sendiri
4. alat yang dibuat masih mirip dengan jaman batu tua, tetapi sudah lebih halus
5. manusia pendukung kebudayaannya sudah mencapai tingkat Homo sapiens.
Kegiatan berburu dan mengumpulkan makanan masih dilakukan, namun manusia mulai hidup menetap sementara. Perubahan cara hidup ini membawa pengaruh pada aspek kehidupan lainnya. Manusia mengembangkan peralatan hidup lebih bervariasi dan mulai mengenal cara penguburan. Kepercayaan juga mulai dikenal dengan bukti lukisan pada dinding batu rumah tinggal manusia.
Kehidupan bercocok tanam yang dikenal adalah berladang secara sederhana. Cara bercocok tanam dengan sistem perladangan, yaitu slash and burn. Pertama mereka membuka hutan lalu membakar ranting, daun dan pohonnya. Setelah itu manusia menanam jenis umbi-umbian. Setelah panen, manusia akan meninggalkan tempat itu dan mencari tempat yang baru dengan cara yang sama.
Kehidupan yang mulai menetap agak lama yang dilakukan manusia merupakan titik awal dari perkembangan kehidupan manusia untuk mencapai kemajuan. Pemilihan tempat tinggal mereka, akan mempengaruhi corak kebudayaan yang dihasilkan manusia. Manusia ada yang tinggal di gua di tepi sungai, tepi pantai dan ada yang masih berpindah tempat. Jenis manusia yang hidup adalah Papua Melanesoid, misal Papua (Indonesia), Semang (Malaysia), Aeta (Philipina), Sakai (Siak) dan Aborigin (Australia).
NeolithikumNeolithikum atau jaman batu baru diperkirakan berlangsung tahun 2000 SM. Kebudayaan batu baru merupakan bentuk budaya yang tersebar luas di kepulauan Indonesia. Perkembangan budaya pada jaman ini sudah maju. Hal ini ditandai dengan peralatan hidup digunakan dengan ciri : alat dari batu sudah diasah dan diupam. Peralatan yang ditemukan tersebar merata di seluruh Indonesia. Manusia sudah hidup menetap dan bercocok tanam serta mulai mengenal tembikar/ gerabah dan tenunan. Adapun ciri perkembangan budayanya adalah :
1. kehidupan manusia sudah menetap secara mantap
2. sudah mengenal bercocok tanam dengan baik
3. sudah mampu mengolah bahan makanan sendiri
4. alat yang dibuat dari batu sudah halus dan kompleks
5. peradaban lebih maju dan dapat membuat alat rumah tangga yang lebih baik, misal kemampuan menenun dan membuat pakaian
Kehidupan mengembara sudah ditinggalkan, manusia mulai bercocok tanam dan beternak. Hidup menetap didukung dengan kemampuan membuat rumah secara sederhana. Hal ini mendorong pembentukan masyarakat yang memerlukan segala peraturan kerjasama. Pembentukan pemukiman melahirkan perkampungan atau desa yang ditopang pula dengan pembagian kerja. Kerajinan tangan berkembang pesat. Perkembangan demikian menjadi dasar-dasar pertama kehidupan manusia dalam konteks masyarakat seperti sekarang ini.
Kehidupan dalam masyarakat demikian, mendorong berkembangnya cara bekerja dengan gotong royong. Setiap pekerjaan yang dilakukan masyarakat dilakukan secara bersama-sama. Cara hidup demikian merupakan ciri khas masyarakat agraris. Perkembangan yang makin meningkat ini, mendorong upaya untuk berkomunikasi dengan masyarakat lain. Kebutuhan hidup yang meningkat, menyadarkan mereka bahwa tidak ada satu pun masyarakat yang dapat memenuhi kebutuhan sendiri. Oleh karena itu antar masyarakat mengadakan pertukaran barang dengan barang (sistem barter). Sistem barter ini menjadi awal berlangsungnya sistem perdagangan dalam masyarakat. Dalam perkembangan demikian, kemungkinan telah berkembang pula bahasa sebagai sarana komunikasi. Para ahli memperkirakan masyarakat menggunakan bahasa Melayu Polinesia atau rumpun bahasa Austronesia.
Pada akhir jaman neolithikum Indonesia dapat dikemukakan perkembangan kebudayaan masyarakat sebagai berikut : kehidupan sudah teratur, mengenal sistem pertanian dan irigasi, dikenalnya sistem pranata mangsa. Sistem pranata mangsa berkaitan dengan pertanian yang membutuhkan pengetahuan ilmu astronomi. Dalam kepercayaan dikenal adanya upacara pemujaan arwah nenek moyang. Kebutuhan manusia akan kepuasan rohani nampak dari peninggalan hasil seni, misal seni lukis, seni kerajinan, seni bangunan.
Berdasarkan uraian di atas, maka R. Soekmono mengemukakan bahwa kebudayaan neolithikum merupakan dasar kebudayaan Indonesia sekarang. Pada jaman ini berlangsung perubahan pola hidup masyarakat dari food gathering menjadi food producing. Manusia yang hidup pada jaman ini adalah bangsa Proto Melayu, misal suku Nias, Toraja, Sasak, Dayak.
MegalithikumKebudayaan megalithikum berlangsung pada jaman neolithikum dan jaman logam. Kebudayaan yang dihasilkan berupa bangunan batu besar. Batu besar yang dibuat tidak dikerjakan secara halus, melainkan diratakan secara kasar untuk mendapatkan bentuk yang dibutuhkan. Kebudayaan megalithikum didasarkan pada kepercayaan bahwa yang mati tetap ada hubungan dengan yang ditinggalkan. Masyarakat percaya bahwa yang mati akan memberikan kesejahteraan dan kesuburan tanaman. Bangunan batu besar sebagai sarana untuk menghormati mereka yang telah mati. Daerah penemuannya meliputi Nias, Sumatra, Jawa, Sumbawa, Flores, dan Toraja. Kebudayaan megalithikum berawal dari masa neolithikum, yaitu sejalan dengan telah berkembangnya budaya menetap dan kehidupan masyarakat bercocok tanam. Namun demikian megalithikum mengalami perkembangan pesat justru pada jaman logam. Jenis manusia yang hidup sama dengan masa neolithikum yaitu bangsa Proto Melayu yang hidup menetap.
Jaman LogamJaman logam diperkirakan berlangsung sejak tahun 300 SM. Jaman logam merupakan jaman dimana peralatan hidup manusia terbuat dari bahan logam. Karena mengenal alat dari logam, maka masyarakatnya telah memiliki kemampuan yang jauh lebih tinggi dibanding masa sebelumnya. Masyarakat memiliki kemampuan dalam meleburkan logam dan telah terjadi pembagian tugas. Adapun ciri kehidupan jaman logam meliputi sudah menetap, mengenal teknologi perundagian dan perdagangan barter. Bangsa yang hidup pada masa ini adalah Deutro Melayu, misal Jawa, Sunda, Melayu, Bugis, Minang dan Batak. Sejak memasuki jaman logam, bukan berarti jaman batu berakhir. Pada jaman logam masih terdapat peralatan hidup yang terbuat dari batu. Jaman logam dapat dibedakan atas :
Jaman tembagaPada jaman ini alat yang dibutuhkan untuk memenuhi hidupnya dibuat dari tembaga. Jaman ini berkembang di semenanjung Malaka, Kamboja, Thailand dan Vietnam. Indonesia tidak mengalami jaman ini, melainkan langsung masuk pada jaman perunggu.
Jaman perungguPada jaman ini sebagian besar alat yang digunakan, terbuat dari perunggu (campuran tembaga dan timah). Berlangsungnya jaman perunggu di Indonesia, bersamaan dengan jaman megalithikum. Kebudayaan perunggu di Indonesia berasal dari kebudayaan Dongson. Kehidupan manusia sudah teratur dan orang mulai membuat bangunan besar.
Jaman besiPada jaman ini, alat kehidupan manusia lebih meningkat lagi. Peralatan hidup dibuat dari bahan besi. Benda peninggalan dari jaman besi sebenarnya cukup banyak, namun banyak yang hancur atau rusak. Hal ini disebabkan sifat besi yang mudah rapuh dan tidak tahan lama. Benda peninggalan jaman ini, pada umumnya sebagai bekal kubur, misal mata kapak, sabit, pisau, gelang dan ujung tombak. Peninggalan tersebut ditemukan di Wonogiri dan Besuki. Dengan timbulnya jaman besi, maka memasuki masa akhir periode sejarah awal di Indonesia.
Demikian, semoga dapat bermanfaat bagi anda. Terima kasih.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar